Selasa, 10 Oktober 2017

Ilmu Galenika







GALENIKA 
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya. 
Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering. Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di ambil sarinya, kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia  lain yang kurang bermanfaat.

1.      Penarikan (Extraction)

Extraction adalah menarik zat berkhasiat sebanyak mungkin tanpa merubah khasiat
Istilah-istilah dalam extraction:
Ò  Cairan penarik = Menstrum 
Ò  Ampas = Marc, Faeces 
Ò  Cairan yg dipisahkan = Macerate Liquid, Colatura, Solution, Perkolat 


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai berikut:

1.   Derajat kehalusan
Derajat kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut untuk disari. Semakin halus simplisianya itu akan mempermudah proses penyarian, ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka simplisia harus dibuat semakin halus.

2.      Temperatur suhu dan lamanya waktu
Suhu harus disesuaikan dengan sifat dari obat, apakah mudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak.

3.     Bahan penyari dan cara menyari
Setiap simplisia atau bahan obat mempunyai cara dan bahan penyari yang berbeda-beda, oleh karena itu cara ini harus di sesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.

4.      Konsentrasi/kepekatan

Pada umumnya untuk menentukan penggunaan cairan penyari  mengacu/memperhatikan beberapa faktor antara lain:
1.   Mempunyai kelarutan zat dalam menstrum
2.   Tidak menyebabkan simplisia menjadi rusak atau hilang zat berkhasiatnya
3.   Harga yang ekonomis
4.   Jenis sediaan yang akan di buat.

v Cairan penarik/penyari yang sering digunakan :
1.   Air
2.   Etanol 
3.   Glycerinum 
4.   Eter 
5.   Solvent Hexane
6.   Acetonum 
7.   Chloroform

v Cara penarikan / penyarian:
·      Maserasi 
·      Digerasi 
·      Perkolasi

Maserasi
Yaitu merendam cairan simplisia dengan cairan penyari pada suhu 15-25˚C. Merupakan proses pendahuluan untuk Perkolasi

Digerasi
Yaitu merendam cairan simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35-45˚C hingga bentuk dari simplisia menjadi rusak.

Perkolasi
Yaitu merendam simplisia dengan cairan penyari dalam alat perkolator. Macam-macam Perkolasi :
•  Perkolasi Biasa 
•  Perkolasi Bertingkat, Reperkolasi, Fractional Percolation
•  Perkolasi dg Tekanan, Pressure Percolation
•  Perkolasi Persambungan, Continous Extraction 
Sediaan galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatannya sebagai berikut:

1.   Aqua aromatic (Air aromatic)
2.   Ekstrak ( Extracta )
3.   Syrup ( Sirupi ) 
4.   Tincture
5.   Minyak Lemak ( Olea pingua )
6.   Minyak Atsiri 
7.   Infus ( Infusa ) 

1.       Aqua aromatic (Air aromatic)

Menurut Farmakope Edisi II Aqua Aromatic adalah larutan jenuh Minyak atsiri dalam air. Diantara air aromatic ada yang memiliki daya terapi yang lemah, digunakan untuk memberi aroma pada obat-obatan atau sebagai pengawet. Air ini tidak boleh berwarna dan berlendir, tapi harus mempunyai bau dan rasa  yang menyerupai bahan asal.
Cara Pembuatan :
1.Larutkan minyak atsiri dalam 60 ml etanol 95%
2.+kan air s.d.s ad volume 100 ml sambil kocok kuat 
3.+kan 500 mg talc, kocok, lalu diamkan, dan saring 
4.Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.

Contoh :
Aqua Foeniculi 
Larutkan 4 gr ol. Foeniculi + 60 ml etanol 90% + air ad 100 ml


2.       Ekstrak ( Extracta )

Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai.

ü  Cairan Penyari : air, eter & campuran etanol-air

ü  Cara penyarian:
a.  Air            : Maserasi, perkolasi, penyeduhan dengan air mendidih ( infusa)
b.  Etanol–air  :Maserasi, perkolasi
c.  Eter          : Perkolasi

ü  Ekstrak terbagi menjadi 3 yaitu : Ekstrak cair, ekstrak kental, dan ekstrak kering
ü  Contoh ekstrak :
1.      Ekstrak Belladonnae
2.      Ekstrak Hyoscyami
3.      Ekstrak Timi
4.      Ekstrak Strici
5.      Ekstrak Pule pandak
3.       Syrup ( Sirupi ) 
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengadung sakarosa. Kadar sakarosa adalah tidak kurang  dari 66,9% kecuali dinyatakan lain.
Cara Pembuatan :
1.      Air + gula, panaskan atau didihkan ad larut , Ditambah air mendidih secukupnya hingga diperoleh  bobot yang di kehendaki, bila terjadi busa, hilangkan busanya dan di serkai.

2.      Glikosida antrakinon : + Na2CO3 10% bobot simplisia, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa di larutkan dalam pemanasan lemak dan dalam botol yang tertutup. Hal ini dilakukan dalam membuat Aurantii compositus sirupus, Balsami tolutani sirupus, Colae  compositus sirupus, Senegae sirupus, Thymi sirupus dan Thymi compositus sirupus. Pada pembuatan Cinamomi sirupus sakarosa di larutkan tanpa penggunaan air panas.

4.      Tincture

Yaitu adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi dan perkolasi, tincture yang didapatkan haruslah jernih.
Untuk pembuatan zat berkhasiat tidak keras digunakan sebanyak 20% dari zat berkhasiat, dan untuk yang berkhasiat keras digunakan sebanyak 10% dari zat berkhasiat.
Untuk bahan dasar yang mengandung harsa di gunakan cairan penyari etanol 90% v/v         
Contoh  : Benzoes Tinctura, Myrrhae Tinctura.

Pembagian Tingtur :
Menurut cara pembuatan
ü  Tingtur Asli 
ü  Tingtur Tidak Asli (Palsu)

1.Tingtur asli:tingtur yang bahan2nya murni dari bahan alami,tanpa ditambah zat kimia dari luar,dan tidak dipalsukan bahan2 yang ada dalam tinctur tersebut.
contohnya digitalis tinctura,tingtur ini asli memakai daun digitalis yang berkhasiat sebagai obat jantung.

untuk yang bahannya dipalsukan:kan sekarang marak tu mas obat2 palsu yang beredar,bentuknya sama kayak obat yang asli ,tapi isinya beda,isi dari obat palsu itu bisa aja bahan yang sama sekali ga mempunyai khasiat untuk menyembuhkan, nah hal ini juga sama kayak tingtur yang bahannya dipalsukan.

Tincture tidak asli (palsu):tinctur yang dibuat secara sintetis atau dengan kata lain dibuat dari bahan2 kimia,yang rumus struktr dari bahan kimia ini menyerupai rumus struktur kimia dari zat aktif/zat berkhasiat yang ada dalam tumbuhan.


2.bentuk fisik dari tingtur emang cair mas,tapi yg dimaksud kekerasan pada tingtur adalah zatnya yang berkhasiat keras,dimana zat tersebut mempunyai toksisitas tersendiri,dan jika dikonsumsi berlebihan atau bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.


Menurut kekerasan
ü  Tingtur Keras 
ü  Tingtur Lemah 


5.       Minyak Lemak ( Olea pingua )

Yaitu campuran senyawa asam lemak dengan gliserin (gliserida asam lemak)
Cara mendapatkan minyak lemak :
1.   Diperas pada suhu biasa 
Contoh : ol. arachidis, ol. olivae, ol. ricini 

2.   Diperas pada suhu panas 
Contoh : ol. cacao, ol. Cocos

Ø  Syarat-syarat  minyak lemak :
a.  Jernih 
b.  K.d.l  larut dlm CHCl3, eter, & eter minyak tanah 
c.  Memenuhi syarat minyak mineral, minyak harsa & minyak asing lainnya, senyawa belerang & logam berat [/justify][/justify]

Ø  Kegunaan Minyak Lemak :
a. Zat tambahan
b. Pelarut 
c. Obat 

Ø  Pembagian Minyak Lemak :
a.  Dapat mengering. Contoh: ol. lini, ol. ricini 
b.  Tidak dapat mengering. Contoh: ol. arachidis 

Ø  Cara Identifikasi : Pada kertas meninggalkan noda 

Ø  Contoh Minyak Lemak :
a.   Minyak Kacang 
      Pemerasan biji Arachis hypogeae L telah dikupas 

b.   Minyak Ikan 
      Hati segar Gadus calarias L & sp lain, dimurnikan dengan penyaringan pada suhu 00C

6.   Minyak Atsiri 

Yaitu campuran bahan berbau keras & menguap. Didapatkan dengan cara penyulingan/perasan simplisia segar maupun sintesis. 

Ø Sifat-sifat Minyak Atsiri :
1.   Mudah menguap 
2.   Rasa yang tajam 
3.   Wangi khas 
4.   Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik 
5.   Tidak berwarna, hanya saja sedikit kuning muda 

Ø Syarat-syarat Minyak Atsiri :
1.   Jernih 
2.   Mudah larut dalam chloroform atau eter 
3.   Penyulingan uap à bebas minyak lemak 
4.   Harus kering 
5.   Bau & rasa seperti simplisia

Ø Cara-cara  memperoleh Minyak Atsiri :
1.   Pemerasan 
2.   Penyulingan (destilasi)
3.   Enflurage 

Ø Identifikasi 
1.   Teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh 
2.   Di sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak (penyulingan uap), tidak ada noda transparan .
3.   Kocok minyak dengan larutan NaCl jenuh, biarkan memisah. Volume air tidak bertambah.

Ø Contoh-contoh Minyak Atsiri :
1.   Oleum Foeniculi (minyak adas)
Penyulingan uap buah masak Foeniculum vulgaris Mill varietas α vulgare & β-dulce 
2.   Oleum Citri (minyak jeruk)
Pemerasan pericarp Citrus sinensis 


6.      Infus ( Infusa )
Yaitu sediaan cair dengan penyari air (suhu 900 C) selama 15 menit 

Ø Hal-hal yang harus diperhatikan :
1.   Jumlah simplisia. 
2.   Derajat halus simplisia. 
3.   Banyaknya ekstra air.
4.   Cara menyerkai.
5.   Tambahan bahan lain.

Ø Jumlah simplisia 
1.      Kulit kina : 6 bagian
2.      Daun digitalis : 0,5 bagian
3.      Akar ipeka : 0,5 bagian
4.      Daun kumis kucing : 0,5 bagian
5.      Sekale kornutum : 3 bagian
6.      Daun sena : 4 bagian
7.      Temulawak : 4 bagian


Tolong di comment and follow ya terimakasih Sumber: http://muhammad-mahdhun.blogspot.co.id/2014/03/galenika.html

Pengertian supositoria dan cara penggunaannya





Suppositoria adalah obat solid (padat) berbentuk peluru yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam anus/rektum (suppositoria rektal), vagina (suppositoria vagina) atau uretra (suppositoria uretra). Suppositoria umumnya terbuat dari minyak sayuran solid yang mengandung obat. Suppositoria rektal akan hancur atau larut dalam suhu tubuh, dan akan menyebar secara bertahap ke lapisan usus rendah (rektum), dimana disana ia akan diserap oleh aliran darah. (Pembahasan kali ini khusus untuk suppositoria rektal).

Suppositoria rektal bertindak secara sistemik, atau sebagia alternatif dari obat-obat oral (misalnya ketika seseorang tidak mampu mengonsumsi obat melalui mulut). Obat ini mudah diserap di dalam rektum karena rektum kaya akan pembuluh darah. Di bawah ini adalah langkah-langkah untuk memasukkan obat suppositoria ke dalam anus (rektum).

Cara menggunakan suppositoria rektal
  • Pergi ke toilet dan jika perlu kosongkan isi perut Anda (BAB).
  • Cuci tangan.
  • Buang semua foil atau plastik pembungkus suppositoria.
  • Lakukan dengan berjongkok atau rebah ke salah satu sisi tubuh dengan satu kaki ditekuk dan satu kaki lainnya lurus.
  • Masukkan obat suppositoria dengan lembut namun tegas ke dalam anus. Jika perlu basahi ujung suppositoria dengan sedikit air. Lalu dorong cukup jauh sehingga suppositoria tidak keluar kembali.
  • Tahan dan rapatkan kaki dengan duduk atau berbaring diam selama beberapa menit.
  • Cuci kembali tangan.
  • Usahakan agar tidak BAB selama setidaknya satu jam, kecuali obat suppositoria tersebut adalah jenis pencahar.

Saran lainnya dalam penggunaan suppositoria rektal
  • Setelah berada di rektum, obat suppositoria akan mencair dan mungkin saja akan merembes dari dubur Anda. Lebih baik masukkan obat suppositoria sebelum tidur malam hari daripada di siang hari, namun tetap harus sesuai dengan jadawal yang diinstruksikan dokter. Jika Anda memasukkan obat suppositoria di siang hari, ketahuilah bahwa beberapa jenis suppositoria dapat menodai pakaian.
  • Simpanlah obat suppositoria di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya, tapi tidak di dalam kulkas kecuali memang diinstruksikan. Jika diletakkan di tempat yang terlalu hangat, obat suppositoria akan meleleh.
  • Selalu jauhkan obat suppositoria dari jangkauan anak-anak.
  • Selalu gunakan suppositoria sesuai dengan ketentuan pada label atau seperti yang telah diperintahkan oleh dokter atau apoteker.
  • Jangan pernah menggunakan atau memberikan obat suppositoria Anda kepada orang lain, meskipun keduanya memiliki gejala atau penyakit yang sama.
  • Jika Anda lupa memasukkan obat suppositoria, segera masukkan di saat Anda ingat, lalu kemudian lakukan sesuai jadwal seperti biasa. Namun jika waktu Anda ingat sudah mendekati waktu pemberian berikutnya, lebih baik tinggalkan.
  • Suppositoria dirancang hanya untuk dimasukkan ke dalam rektum dan tidak boleh diminum. Jika tertelan, segera hubungi dokter.
  • Jangan gunakan suppositoria yang sudah kadaluarsa. Sebalum menggunakannnya, selalulah lihat tanggal kadaluarsa  pada kemasan.
  • Tolong di comment and follow ya terimakasih 
  • Sumber:http://www.medkes.com/2014/10/pengertian-suppositoria-dan-cara-menggunakannya.html

Larutan

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung suatu zat atau lebih zat kimia yang terlarut.misalnya : terdispersi melalui molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling tercampur. 
Zat pelarut disebut juga solvent, sedangkan zat yg terlarut di sebut juga solute. solvent yang biasa dipakai adalah : - Air = macam - macam garam. - Spiritus = kampfer, iodoum, menthol. - Gliserin = tannin , zat samak, borax, fenol. - Eer = kampfer, fosfor, sublimat. - Minyak = kampfer, mentol - Parafin liq. = cera, cetaceum, minyak minyak, kampfer, menthol, chlorobutanol - Eter minyak tanah = minyak-minyak lemak. 
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
 1. Sifat dari solute atau solvent
    solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar juga , begitu juga sebaliknya solute   yang non polar akan larut dalam solvent yang non polar juga.
 
2. Cosolvensi
    cosolvensi adalah peristiwa kenaikan ke;arutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modofikasi pelarut.
 
3. kelarutan
    zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut.
 
4. Temperatur
    zat padat umumnya bertambah larut jika suhunya dinaikkan, zat tersebut dikatakan bersifat endoterm karena pada proses kelarutannya memerlukan panas.
 
5. salting out
    salting out adalah perstiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar di banding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
 
6. Salting in
    salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi besar.
 
7. Pembentukan kompleks
    pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.
 
Macam - Macam sediaan Larutan Obat
  • Berdasarkan cara pemberian
a. oral : - Potio (obat minum) dimaksudnkan untuk pemakaian per oral , selain berbentuk larutan potio ada juga yang berbentuk suspensi dan emulsi. 
- Elixir adalah sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan( pemanis, pengawet, pewarna, pewangi ) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan campiran air - etanol. 
contoh sediaan elixir:

- Sirup  ada 3 macam : 1. sirup simplex = mengandng 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v 2. sirup obat = mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tampa zat tambahan digunakan untuk pengobatan, 3. sirup pewangi = tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. bertujuan untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak. 
- Netralisasi , Saturasi , Potio efferfescent. a. Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dnegan mencampurkan bagian asal dan bagian basa sampai reaksi selasai dan larutan bersifat netral. 
b. Saturatio adalah obat minum yang di buat dengan mereakskan asam dengan basa tetapi gas yang terjadi di tahan dalam wadah sehinnga larutan jenuh dengan gas. 
c. Potio effefescent adalah larutan yang berbuih yang CO2 nya lewat jenuh 
- Guttae (drop) guttae atau obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan , emulsi atau suspensi apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam.
  
b.  Peroral
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
2. Tujuan Pemberian
a. Untuk memudahkan dalam pemberian
b. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
d. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
c. Topikal :
         Larutan topikal adalah larutan yag biasanya mengandung air tetapi seringkali juga pelarut lain. larutan topikal yang berupa suspensi disebut lotio . dan di gunakan sebagai obat luar.
 
- Collyrium  adalah  sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet - Guttae opthalmicae adalah tetes mata  berupa larutan atau suspensi steril, cairan pembawanya berair, harus jernih, bebas benda asing, serat dan benang (harus disaring), serta tidak boleh digunakan setelah tutup dibuka > 1 bulan. Dan konsentrasi sunlimatnya tidak boleh > 1:4000 
- Collutorium adalah larutan pekat dalam air yang mengandung bahan obat deodoran, antiseptika, anaastetika lokal atau astringensia, disimpan dalam botol kecil putih dan bermulut kecil. 
- Collunarium adalah larutan yang digunakan sebagai obat cuci hidung. biasanya berupa larutan dalam air yang ditujukan untuk membersihkan hidung. 
- Gargarisma (gargle) adalah sediaan berupa larutan umunya dalam keadaan pekat harus di encerkan dahulu sebelum digunakan , biasanya digunakan untuk pencegahan atau pengonatan infeksi tenggorokan. 
- Litus oris adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut. 
- Guttae oris adalah obat tetes mulut yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur - kumurkan, dan tidak untuk di telan. 
- Guttae nasales adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hiding, dapat mengandung zat pensuspensi , pendapar, dan pengawet. 
-Guttae auriculares adalah obat tetes yabg digunakan dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga , dengan zat pembawa bukan air, zat pembawa harus memiliki kekentalan yang sesuai seperti : propilenglikol dan gliserin. 
- Inhalationes sediaan yang dimaksudnkan untuk sedot hiding atau mulut, dismprotkan dalam bentuk kabut dalam saluran pernafasan, tetesan arus berbentuk halus agar dapat mencapai bronkhioli. 
- Injectiones dalah larutan steril yang biasa di suntikan kedalam vena atau otot dengan catatan pelarut yang digunakan adalah aquabides. 
- Lavement/clsma/enema adalah  cairan yang pemakaiannya per rectum / kolon yang digunakan untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat tau sistemik. 
- Douche adalah larutan dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat ke dalam vagina, baik untuk pengobatan atau pembersihan. 
- Ephitema / Obat kompres adalah cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat tempat yang panas dan sakit karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.
d. Parenteral
adalah sediaan parenteral merupakan sediaan steril ( injeksi). Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute pemberian yaitu intravena, intraspinal, intramuskuler, subkutis dan intradermal. 
  
  • Berdasarkan molekul ion.  
a. Larutan miseler 
adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentuk molekul atau ion. Jadi, larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid.

b. Larutan makromolekuler 
 adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan mikromolekuler, tetpi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler, misalnya larutan PGA, larutan CMC, larutan albumin, dan larutan polivinil pirolidon (Ilmu resep, hal 81).

c. Larutan Mikromolekul 
    adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikro inti yang terdiri atas molekul / ion.

Tolong comment and follow ya terimakasih  Sumber: http://farmasi21112012.blogspot.co.id/2013/10/larutan.html

Ilmu Galenika

GALENIKA  Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya.  Zat-zat yang te...